Senyum manusia lebih tergantung pada dengan siapa mereka bicara dan senyuman dapat menjadi petunjuk di wajah. Berikut lima hal tentang Anda yang diungkapkan oleh sebuah senyuman.
1. Kebahagiaan Pernikahan
Menikah membuat banyak orang murah senyum. Menurut studi dalam jurnal Motivation and Emotion 2009, cara orang-orang tersenyum dalam foto-foto lama menunjukkan kesuksesan pernikahan mereka selanjutnya.
Dalam sebuah studi, para psikolog menilai intensitas senyum (berdasarkan peregangan otot di mulut dan mata) melalui foto dalam buku tahunan sekolah. Peneliti menemukan, tidak ada satu pun orang yang tersenyum lebar yang akan bercerai di kemudian hari. Perbandingannya, 25 persen orang dengan wajah kaku bercerai di masa depan.
Studi kedua melalui foto anak-anak dari orang-orang berusia di atas 65 tahun juga menunjukkan hubungan yang mirip. Di antara mereka yang tersenyum lebar di foto kecilnya, 11 persen bercerai, dibandingkan 31 persen yang pelit senyum.
Senyuman yang lebih lebar dapat merefleksikan kebahagiaan dan keberuntungkan dalam hidupnya, kata para peneliti. Atau senyum lebar mungkin menarik pasangan yang lebih bahagia yang mengantarkan pada hubungan yang lebih bahagia.
2. Kesuburan
Senyum yang sehat dapat mencerminkan kesehatan Anda secara keseluruhan, menurut sejumlah studi. Bagi perempuan, senyuman dapat mengungkapkan kesuburan.
Perempuan yang sakit gusi butuh waktu rata-rata dua bulan lebih lama untuk hamil daripada mereka yang tak bermasalah dengan gusi, menurut penelitian dalam jurnal Obstetrics and Gynecology pada 2009. Penyakit gusi terkait dengan peningkatan risiko sakit jantung, diabetes tipe 2, sakit pernapasan, dan ginjal. Hubungan ini tampaknya terkait dengan peningkatan peradangan yang menyertai penyakit gusi, para peneliti menemukan.
3. Pendapatan
Remaja yang tersenyum dapat memprediksi berapa banyak uang yang dia kumpulkan ketika dewasa. Menurut studi yang dilansir pada 2012 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, remaja yang bahagia 10 persen mendapatkan pendapatan yang lebih besar ketika berumur rata-rata 29 tahun. Sementara mereka yang ogah senyum mendapatkan gaji 30 persen lebih kecil pada usia yang sama.
Kebahagiaan juga cenderung berhubungan erat dengan kurang khawatir dan stres, menurut peneliti. Mereka yang kurang stres dan khawatir memiliki ruang untuk fokus pada tugas-tugas yang terkait dengan pekerjaan.
4. Kekuasaan
Senyum tak cuma menunjukkan kebahagiaan, tapi simbol status sosial Anda. Pada 1998, studi dalam Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa orang-orang berkuasa, ketika berinteraski dengan orang-orang dengan kekuasaan yang setara, tersenyum ketika mereka merasa bahagia.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak punya kekuasaan akan tersenyum dengan orang lain, entah mereka bahagia atau tidak. Artinya, menurut studi ini, orang-orang berkuasa memiliki hak istimewa untuk tersenyum ketika mereka senang. Sementara, orang-orang yang tak berdaya, wajib tersenyum meski enggan.
5. Dominasi
Sebuah studi menunjukkan petarung profesional yang tersenyum dalam foto yang diambil beberapa waktu sebelum naik ring cenderung kalah dibandingkan mereka yang berpose dengan wajah garang di kamera.
Pertarungan adalah mengenai dominasi, dan senyum adalah tanda seseorang kurang dominan, ganas, dan agresif, menurut laporan dalam jurnal Emotion, edisi Januari 2013.
Studi yang sama juga menemukan bahwa orang-orang yang tidak terlatih bahkan dengan mudah menangkap pesan dari senyum yang tampak dari foto. Orang-orang menganggap seorang petarung lebih dapat dipercaya dan menyenangkan, namun kurang agresif dan tidak kuat secara fisik, jika mereka tersenyum ketika difoto, dibandingkan mereka yang memasang ekspresi netral.
Jadi, senyum memiliki banyak muka dalam berbagai situasi. Yang pasti, banyak orang tersenyum karena bahagia. Jika Anda ikut kompetisi bela diri atau sejenisnya, pastikan jauhkan senyum dari wajah Anda.
Sumber : today.com/Live Science
Senyum manusia lebih tergantung pada dengan siapa mereka bicara dan senyuman dapat menjadi petunjuk di wajah. Berikut lima hal tentang Anda yang diungkapkan oleh sebuah senyuman.
1. Kebahagiaan Pernikahan
Menikah membuat banyak orang murah senyum. Menurut studi dalam jurnal Motivation and Emotion 2009, cara orang-orang tersenyum dalam foto-foto lama menunjukkan kesuksesan pernikahan mereka selanjutnya.
Dalam sebuah studi, para psikolog menilai intensitas senyum (berdasarkan peregangan otot di mulut dan mata) melalui foto dalam buku tahunan sekolah. Peneliti menemukan, tidak ada satu pun orang yang tersenyum lebar yang akan bercerai di kemudian hari. Perbandingannya, 25 persen orang dengan wajah kaku bercerai di masa depan.
Studi kedua melalui foto anak-anak dari orang-orang berusia di atas 65 tahun juga menunjukkan hubungan yang mirip. Di antara mereka yang tersenyum lebar di foto kecilnya, 11 persen bercerai, dibandingkan 31 persen yang pelit senyum.
Senyuman yang lebih lebar dapat merefleksikan kebahagiaan dan keberuntungkan dalam hidupnya, kata para peneliti. Atau senyum lebar mungkin menarik pasangan yang lebih bahagia yang mengantarkan pada hubungan yang lebih bahagia.
2. Kesuburan
Senyum yang sehat dapat mencerminkan kesehatan Anda secara keseluruhan, menurut sejumlah studi. Bagi perempuan, senyuman dapat mengungkapkan kesuburan.
Perempuan yang sakit gusi butuh waktu rata-rata dua bulan lebih lama untuk hamil daripada mereka yang tak bermasalah dengan gusi, menurut penelitian dalam jurnal Obstetrics and Gynecology pada 2009. Penyakit gusi terkait dengan peningkatan risiko sakit jantung, diabetes tipe 2, sakit pernapasan, dan ginjal. Hubungan ini tampaknya terkait dengan peningkatan peradangan yang menyertai penyakit gusi, para peneliti menemukan.
3. Pendapatan
Remaja yang tersenyum dapat memprediksi berapa banyak uang yang dia kumpulkan ketika dewasa. Menurut studi yang dilansir pada 2012 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, remaja yang bahagia 10 persen mendapatkan pendapatan yang lebih besar ketika berumur rata-rata 29 tahun. Sementara mereka yang ogah senyum mendapatkan gaji 30 persen lebih kecil pada usia yang sama.
Kebahagiaan juga cenderung berhubungan erat dengan kurang khawatir dan stres, menurut peneliti. Mereka yang kurang stres dan khawatir memiliki ruang untuk fokus pada tugas-tugas yang terkait dengan pekerjaan.
4. Kekuasaan
Senyum tak cuma menunjukkan kebahagiaan, tapi simbol status sosial Anda. Pada 1998, studi dalam Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa orang-orang berkuasa, ketika berinteraski dengan orang-orang dengan kekuasaan yang setara, tersenyum ketika mereka merasa bahagia.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak punya kekuasaan akan tersenyum dengan orang lain, entah mereka bahagia atau tidak. Artinya, menurut studi ini, orang-orang berkuasa memiliki hak istimewa untuk tersenyum ketika mereka senang. Sementara, orang-orang yang tak berdaya, wajib tersenyum meski enggan.
5. Dominasi
Sebuah studi menunjukkan petarung profesional yang tersenyum dalam foto yang diambil beberapa waktu sebelum naik ring cenderung kalah dibandingkan mereka yang berpose dengan wajah garang di kamera.
Pertarungan adalah mengenai dominasi, dan senyum adalah tanda seseorang kurang dominan, ganas, dan agresif, menurut laporan dalam jurnal Emotion, edisi Januari 2013.
Studi yang sama juga menemukan bahwa orang-orang yang tidak terlatih bahkan dengan mudah menangkap pesan dari senyum yang tampak dari foto. Orang-orang menganggap seorang petarung lebih dapat dipercaya dan menyenangkan, namun kurang agresif dan tidak kuat secara fisik, jika mereka tersenyum ketika difoto, dibandingkan mereka yang memasang ekspresi netral.
Jadi, senyum memiliki banyak muka dalam berbagai situasi. Yang pasti, banyak orang tersenyum karena bahagia. Jika Anda ikut kompetisi bela diri atau sejenisnya, pastikan jauhkan senyum dari wajah Anda.
1. Kebahagiaan Pernikahan
Menikah membuat banyak orang murah senyum. Menurut studi dalam jurnal Motivation and Emotion 2009, cara orang-orang tersenyum dalam foto-foto lama menunjukkan kesuksesan pernikahan mereka selanjutnya.
Dalam sebuah studi, para psikolog menilai intensitas senyum (berdasarkan peregangan otot di mulut dan mata) melalui foto dalam buku tahunan sekolah. Peneliti menemukan, tidak ada satu pun orang yang tersenyum lebar yang akan bercerai di kemudian hari. Perbandingannya, 25 persen orang dengan wajah kaku bercerai di masa depan.
Studi kedua melalui foto anak-anak dari orang-orang berusia di atas 65 tahun juga menunjukkan hubungan yang mirip. Di antara mereka yang tersenyum lebar di foto kecilnya, 11 persen bercerai, dibandingkan 31 persen yang pelit senyum.
Senyuman yang lebih lebar dapat merefleksikan kebahagiaan dan keberuntungkan dalam hidupnya, kata para peneliti. Atau senyum lebar mungkin menarik pasangan yang lebih bahagia yang mengantarkan pada hubungan yang lebih bahagia.
2. Kesuburan
Senyum yang sehat dapat mencerminkan kesehatan Anda secara keseluruhan, menurut sejumlah studi. Bagi perempuan, senyuman dapat mengungkapkan kesuburan.
Perempuan yang sakit gusi butuh waktu rata-rata dua bulan lebih lama untuk hamil daripada mereka yang tak bermasalah dengan gusi, menurut penelitian dalam jurnal Obstetrics and Gynecology pada 2009. Penyakit gusi terkait dengan peningkatan risiko sakit jantung, diabetes tipe 2, sakit pernapasan, dan ginjal. Hubungan ini tampaknya terkait dengan peningkatan peradangan yang menyertai penyakit gusi, para peneliti menemukan.
3. Pendapatan
Remaja yang tersenyum dapat memprediksi berapa banyak uang yang dia kumpulkan ketika dewasa. Menurut studi yang dilansir pada 2012 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, remaja yang bahagia 10 persen mendapatkan pendapatan yang lebih besar ketika berumur rata-rata 29 tahun. Sementara mereka yang ogah senyum mendapatkan gaji 30 persen lebih kecil pada usia yang sama.
Kebahagiaan juga cenderung berhubungan erat dengan kurang khawatir dan stres, menurut peneliti. Mereka yang kurang stres dan khawatir memiliki ruang untuk fokus pada tugas-tugas yang terkait dengan pekerjaan.
4. Kekuasaan
Senyum tak cuma menunjukkan kebahagiaan, tapi simbol status sosial Anda. Pada 1998, studi dalam Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa orang-orang berkuasa, ketika berinteraski dengan orang-orang dengan kekuasaan yang setara, tersenyum ketika mereka merasa bahagia.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak punya kekuasaan akan tersenyum dengan orang lain, entah mereka bahagia atau tidak. Artinya, menurut studi ini, orang-orang berkuasa memiliki hak istimewa untuk tersenyum ketika mereka senang. Sementara, orang-orang yang tak berdaya, wajib tersenyum meski enggan.
5. Dominasi
Sebuah studi menunjukkan petarung profesional yang tersenyum dalam foto yang diambil beberapa waktu sebelum naik ring cenderung kalah dibandingkan mereka yang berpose dengan wajah garang di kamera.
Pertarungan adalah mengenai dominasi, dan senyum adalah tanda seseorang kurang dominan, ganas, dan agresif, menurut laporan dalam jurnal Emotion, edisi Januari 2013.
Studi yang sama juga menemukan bahwa orang-orang yang tidak terlatih bahkan dengan mudah menangkap pesan dari senyum yang tampak dari foto. Orang-orang menganggap seorang petarung lebih dapat dipercaya dan menyenangkan, namun kurang agresif dan tidak kuat secara fisik, jika mereka tersenyum ketika difoto, dibandingkan mereka yang memasang ekspresi netral.
Jadi, senyum memiliki banyak muka dalam berbagai situasi. Yang pasti, banyak orang tersenyum karena bahagia. Jika Anda ikut kompetisi bela diri atau sejenisnya, pastikan jauhkan senyum dari wajah Anda.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !